TEMPO Interaktif, Jakarta - Membeli mobil bekas sekilas mudah sekali dilakukan. Ada uang, mobil yang menjadi incaran telah tersedia dan harga cocok, mobil pun berpindah tangan.
Hanya, setelah mobil menjadi miliknya ternyata merongrong keuangan karena tiap pekan harus ke bengkel. Bahkan, mereka yang membelinya secara kredit merasa tekor saban bulannya.
Padahal sebelum akad jual beli disepakati, mereka dengan seksama telah mensurvei harga. Bahkan, tak jarang mereka membandingkan harga di dua hingga tiga tempat. Sehingga, harga yang mereka sepakati saat transaksi adalah harga yang terbaik.
Begitu pula dengan kondisi mesin dan berbagai komponen pendukung mobil. Mulai dari kondisi cat yang masih mulus tanpa cacat, kondisi mesin dan kinerjanya, hingga pernak-pernik panel telah dicoba. Hasilnya -- saat itu -- terlihat oke. Lantas apa yang salah?
"Ada empat kesalahan yang selama ini dilakukan oleh konsumen dan jarang sekali disadari. Intinya adalah memeriksa secara seksama, rinci, dan penuh kesabaran," kata Fatoni, seorang spesialis body repair, sebuah bengkel di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan, Sabtu (22/1).
Ihwal empat kesalahan itu, Toni -- panggilan Fatoni- memerinci sebagai berikut:
1. Tidak mempelajari riwayat mobil
Acap kali orang hanya melihat ciri-ciri fisik yang ada dan kerap menjadi bualan para pedagang. Umumnya mereka terbuai dengan promosi yang bombastis dari pedagang mobil bekas yang selalu menyebut bodi tanpa cacat, cat masih mulus, dan perangkat pendukung masih orisinal.
Memang, tampilan fisik mulai dari cat hingga keaslian bodi penting diperhatikan. Namun, hal yang jauh lebih penting untuk dicermati adalah riwayat mesin. Pastikan bahwa pemilik lama mobil itu rajin merawat mulai dari ganti oli, filter, hingga mengganti komponen yang rusak.
"Untuk mengetahui hal ini, mintalah buku pegangan pemilik saat mobil masih dalam masa garansi dan setelahnya. Di buku tersebut minimal Anda tahu seperti apa perlakuan pemilik terhadap mobilnya," kata Toni.
Begitu pula, pastikan mobil yang akan Anda beli itu tidak pernah mengalami tabrakan hebat atau terendam banjir. Setelah itu baru telitilah komponen-komponennya, apakah masih menggunakan komponen asli dari pabrik. Bila telah ganti, pastikan komponen tersebut bukan komponen imitasi atau kualitas dua atau tiga.
Memang, untuk mengetahui apakah mobil tersebut bekas tabrakan dan terendam banjir lumayan sulit. Oleh karena itu, ajaklah teman yang paham kondisi fisik dan mesin mobil. Bila tidak ada teman atau saudara, mintalah mekanik tepercaya untuk melakukan tugas itu.
2. Melakukan test drive sekadarnya
Kesalahan yang juga sering dilakukan calon pembeli adalah hanya melakukan tes terhadap mobil yang akan dibeli sekadarnya saja. Entah karena enggan dengan penjual atau karena memang sudah kesengsem dengan mobil yang akan dibeli, umumnya calon pembeli merasa sreg meski hanya baru beberapa ratus meter mencoba mobil.
Padahal, kerusakan atau ketidakberesan mesin mobil belum akan terasa saat mobil dijalankan dalam beberapa ratus meter. Permasalahan di mesin atau komponen lain, baru akan terlihat saat mobil menempuh beberapa puluh kilometer.
Terlebih, tak jarang oknum pedagang nakal juga menyiasati kekurangan yang ada di mobil yang dijajakannya dengan servis ala kadarnya. Mereka, umumnya berprinsip, yang penting saat dicoba atau dalam beberapa bulan masalah di mobil itu tidak terlihat.
"Karena itu lakukan tes dengan mengendarai mobil sejauh mungkin. Lebih baik Anda berkorban mengganti bahan bakar mobil tersebut ketimbang menyesal kemudian. Lakukan di berbagai lintasan," kata Toni.
3. Menuruti emosi sesaat
Disadari atau tidak, pembeli sering kali hanya menuruti emosi sesaat. Mereka umumnya langsung menjatuhkan pilihan dan menyatakan oke saat tampilan mobil yang diincarnya bagus, dan sekilas kondisi mesinnya tidak bermasalah.
Tahanlah emosi dan berpikirlah dengan kepala dingin. Renungkan kembali, beberapa hal yang menjadi pertimbangan termasuk kondisi fisik dan mesin mobil meski telah mencobanya. "Ingat-ingat kembali apakah kondisi yang ada sesuai dengan kondisi yang seharusnya. Bila perlu diskusikan dengan teman, saudara, atau mekanik terpercaya yang Anda ajak," saran Toni.
Namun, Anda juga harus memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk mobil. Meski pengetahuan itu minim, paling tidak akan membantu Anda, terutama di saat Anda mendiskusikannya dengan teman atau mekanik tersebut. Bacalah tabloid, majalah, atau situs yang memuat artikel otomotif.
4. Tidak memikirkan biaya perawatan
Kesalahan keempat berkaitan dengan ongkos perawatan dan besaran cicilan yang harus Anda bayar saban bulan (bagi yang membeli secara kredit). Hal itu sangat penting diingat. Pasalnya, membeli mobil bekas terkadang tak ubahnya membeli persoalan orang lain.
Terlebih bila mobil yang Anda beli juga mengalami masalah seperti yang disebut di nomor satu dan dua. Kerusakan seperti itu bisa terjadi di mobil bekas yang masih tergolong berusia muda sekali pun. "Apalagi bila mobil itu telah melebihi usia pakai standar, lima atau tujuh tahun. Saat itulah, merupakan waktu pengeluaran biaya bagi mobil karena kerusakan atau masalah mulai muncul di mobil," ujar Toni.
Bila Anda membelinya secara kredit, upayakan mengangsurnya dalam waktu yang lebih cepat atau tenor sependek mungkin. Pasalnya, dengan cara itu beban yang Anda tanggung saban bulan tidak akan berat jika terjadi kerusakan di mobil. Sehingga Anda pun terhindar dari kondisi yang serasa mengimpit.
Hanya, setelah mobil menjadi miliknya ternyata merongrong keuangan karena tiap pekan harus ke bengkel. Bahkan, mereka yang membelinya secara kredit merasa tekor saban bulannya.
Padahal sebelum akad jual beli disepakati, mereka dengan seksama telah mensurvei harga. Bahkan, tak jarang mereka membandingkan harga di dua hingga tiga tempat. Sehingga, harga yang mereka sepakati saat transaksi adalah harga yang terbaik.
Begitu pula dengan kondisi mesin dan berbagai komponen pendukung mobil. Mulai dari kondisi cat yang masih mulus tanpa cacat, kondisi mesin dan kinerjanya, hingga pernak-pernik panel telah dicoba. Hasilnya -- saat itu -- terlihat oke. Lantas apa yang salah?
"Ada empat kesalahan yang selama ini dilakukan oleh konsumen dan jarang sekali disadari. Intinya adalah memeriksa secara seksama, rinci, dan penuh kesabaran," kata Fatoni, seorang spesialis body repair, sebuah bengkel di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan, Sabtu (22/1).
Ihwal empat kesalahan itu, Toni -- panggilan Fatoni- memerinci sebagai berikut:
1. Tidak mempelajari riwayat mobil
Acap kali orang hanya melihat ciri-ciri fisik yang ada dan kerap menjadi bualan para pedagang. Umumnya mereka terbuai dengan promosi yang bombastis dari pedagang mobil bekas yang selalu menyebut bodi tanpa cacat, cat masih mulus, dan perangkat pendukung masih orisinal.
Memang, tampilan fisik mulai dari cat hingga keaslian bodi penting diperhatikan. Namun, hal yang jauh lebih penting untuk dicermati adalah riwayat mesin. Pastikan bahwa pemilik lama mobil itu rajin merawat mulai dari ganti oli, filter, hingga mengganti komponen yang rusak.
"Untuk mengetahui hal ini, mintalah buku pegangan pemilik saat mobil masih dalam masa garansi dan setelahnya. Di buku tersebut minimal Anda tahu seperti apa perlakuan pemilik terhadap mobilnya," kata Toni.
Begitu pula, pastikan mobil yang akan Anda beli itu tidak pernah mengalami tabrakan hebat atau terendam banjir. Setelah itu baru telitilah komponen-komponennya, apakah masih menggunakan komponen asli dari pabrik. Bila telah ganti, pastikan komponen tersebut bukan komponen imitasi atau kualitas dua atau tiga.
Memang, untuk mengetahui apakah mobil tersebut bekas tabrakan dan terendam banjir lumayan sulit. Oleh karena itu, ajaklah teman yang paham kondisi fisik dan mesin mobil. Bila tidak ada teman atau saudara, mintalah mekanik tepercaya untuk melakukan tugas itu.
2. Melakukan test drive sekadarnya
Kesalahan yang juga sering dilakukan calon pembeli adalah hanya melakukan tes terhadap mobil yang akan dibeli sekadarnya saja. Entah karena enggan dengan penjual atau karena memang sudah kesengsem dengan mobil yang akan dibeli, umumnya calon pembeli merasa sreg meski hanya baru beberapa ratus meter mencoba mobil.
Padahal, kerusakan atau ketidakberesan mesin mobil belum akan terasa saat mobil dijalankan dalam beberapa ratus meter. Permasalahan di mesin atau komponen lain, baru akan terlihat saat mobil menempuh beberapa puluh kilometer.
Terlebih, tak jarang oknum pedagang nakal juga menyiasati kekurangan yang ada di mobil yang dijajakannya dengan servis ala kadarnya. Mereka, umumnya berprinsip, yang penting saat dicoba atau dalam beberapa bulan masalah di mobil itu tidak terlihat.
"Karena itu lakukan tes dengan mengendarai mobil sejauh mungkin. Lebih baik Anda berkorban mengganti bahan bakar mobil tersebut ketimbang menyesal kemudian. Lakukan di berbagai lintasan," kata Toni.
3. Menuruti emosi sesaat
Disadari atau tidak, pembeli sering kali hanya menuruti emosi sesaat. Mereka umumnya langsung menjatuhkan pilihan dan menyatakan oke saat tampilan mobil yang diincarnya bagus, dan sekilas kondisi mesinnya tidak bermasalah.
Tahanlah emosi dan berpikirlah dengan kepala dingin. Renungkan kembali, beberapa hal yang menjadi pertimbangan termasuk kondisi fisik dan mesin mobil meski telah mencobanya. "Ingat-ingat kembali apakah kondisi yang ada sesuai dengan kondisi yang seharusnya. Bila perlu diskusikan dengan teman, saudara, atau mekanik terpercaya yang Anda ajak," saran Toni.
Namun, Anda juga harus memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk mobil. Meski pengetahuan itu minim, paling tidak akan membantu Anda, terutama di saat Anda mendiskusikannya dengan teman atau mekanik tersebut. Bacalah tabloid, majalah, atau situs yang memuat artikel otomotif.
4. Tidak memikirkan biaya perawatan
Kesalahan keempat berkaitan dengan ongkos perawatan dan besaran cicilan yang harus Anda bayar saban bulan (bagi yang membeli secara kredit). Hal itu sangat penting diingat. Pasalnya, membeli mobil bekas terkadang tak ubahnya membeli persoalan orang lain.
Terlebih bila mobil yang Anda beli juga mengalami masalah seperti yang disebut di nomor satu dan dua. Kerusakan seperti itu bisa terjadi di mobil bekas yang masih tergolong berusia muda sekali pun. "Apalagi bila mobil itu telah melebihi usia pakai standar, lima atau tujuh tahun. Saat itulah, merupakan waktu pengeluaran biaya bagi mobil karena kerusakan atau masalah mulai muncul di mobil," ujar Toni.
Bila Anda membelinya secara kredit, upayakan mengangsurnya dalam waktu yang lebih cepat atau tenor sependek mungkin. Pasalnya, dengan cara itu beban yang Anda tanggung saban bulan tidak akan berat jika terjadi kerusakan di mobil. Sehingga Anda pun terhindar dari kondisi yang serasa mengimpit.
0 komentar:
Posting Komentar