Jakarta - Kerusakan fuel pump bukan hanya terjadi kali ini saja. Setidaknya sudah 4.900 unit fuel pump jebol sejak 2006. Namun kerusakan baru meningkat drastis akhir-akhir ini.
"Menurut Gaikindo angka itu merupakan total dari seluruh merek ada. Jadi kerusakan fuel pump ini memang terjadi setiap tahun tapi realisasinya rendah," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (6/8/2010).
Karena akhir-akhir ini kerusakan fuel pump mobil meningkat, maka pemerintah, Pertamina, ATPM dan Gaikindo bersama-sama menyelidiki penyebab dari kerusakan fuel pump tersebut.
Pertamina telah mengirimkan 45 contoh fuel pump ke laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Bahkan industri otomotif telah mengirimkan sampel BBM ke Jepang untuk dicek. Jadi hasilnya akan menjadi bahan diskusi dengan Gaikindo selanjutnya," ujarnya.
Djaelani mengakui, penjualan Premium memang sempat turun saat isu penurunan kualitas Premium berkembang di masyarakat.
"Kalau masyarakat takut itu alami. Setelah dipandang aman, sekarang penjualannya sudah kembali normal," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo menyatakan berdasarkan hasil uji sementara terhadap sampel Premium ternyata hingga saat ini bahan bakar beroktan 88 tersebut masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pemerintah.
"Ada lima belas karakteristik yang diperiksa ternyata itu on spec," tegasnya.
"Menurut Gaikindo angka itu merupakan total dari seluruh merek ada. Jadi kerusakan fuel pump ini memang terjadi setiap tahun tapi realisasinya rendah," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (6/8/2010).
Karena akhir-akhir ini kerusakan fuel pump mobil meningkat, maka pemerintah, Pertamina, ATPM dan Gaikindo bersama-sama menyelidiki penyebab dari kerusakan fuel pump tersebut.
Pertamina telah mengirimkan 45 contoh fuel pump ke laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Bahkan industri otomotif telah mengirimkan sampel BBM ke Jepang untuk dicek. Jadi hasilnya akan menjadi bahan diskusi dengan Gaikindo selanjutnya," ujarnya.
Djaelani mengakui, penjualan Premium memang sempat turun saat isu penurunan kualitas Premium berkembang di masyarakat.
"Kalau masyarakat takut itu alami. Setelah dipandang aman, sekarang penjualannya sudah kembali normal," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo menyatakan berdasarkan hasil uji sementara terhadap sampel Premium ternyata hingga saat ini bahan bakar beroktan 88 tersebut masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pemerintah.
"Ada lima belas karakteristik yang diperiksa ternyata itu on spec," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar