TEMPO Interaktif, Jakarta - Kerusakan peranti pemompa bahan bakar (fuel pump) yang dialami beberapa pemilik mobil dan perusahaan penyedia jasa taksi ternyata masih terjadi. Selain mengakali fuel pump agar tak jebol lagi, kini beberapa pemilik mobil memilih beralih ke Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum (SPBU) saat mengisi bahan bakar mobil mereka.
“Hingga saat ini, kalau ditotal secara kumulatif mencapai 42 mobil yang mengalami kerusakan fuel pump. Data yang kami himpun masih menunjukkan kerusakan itu masih ada,” tutur Pujiyono Wahyuadi, Ketua Umum Karimun Club Indonesia (KCI), kepada Tempo di Jakarta, Selasa (18/8) malam.
Hal serupa juga diungkapkan Teguh Wijayanto, Kepala Hubungan Masyarakat PT Blue Bird Group. Menurut dia, sejak Juni hingga 13 Agustus lalu jumlah mobil yang mengalami kerusakkan di peranti itu mencapai 2.161 unit.
“Rata-rata 40 unit armada taksi kami yang mengalami kerusakkan fuel pump,” tutur Teguh kepada Tempo.
Jumlah kerugian yang diderita perusahaan, kata Teguh, mencapai sekitar Rp 3 miliar. Namun taksiran jumlah itu tidak menghitung penggantian fuel pump di mobil yang masih dalam masa garansi. “Penghitungan itu dengan menggunakan asumsi harga fuel pump Rp 2 juta per unit,” terang dia.
Namun kerugian yang jauh lebih besar, sambung Teguh, adalah kerugian non material yang harus ditanggung oleh Blue Bird. Pasalnya, beberapa armada yang mengalami kerusakkan saat mengangkut penumpang.
“Ini menyangkut pelayanan dan reputasi kami. Kalau ternyata mobil mogok dan penumpang terlantar , kredibilitas kami di mata pelanggan juga turun,” aku dia.
Menyikapi persoalan ini, perusahaan taksi terbesar di tanah air itu hanya pasrah. Pasalnya, beberapa keluhan telah dilayangkan ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), namun pihak ATPM juga menyatakan fuel pump mobil yang dipasarkan tidak bermasalah.
“Terlebih yang mengalami masalah ini bukan hanya satu merek atau satu ATPM saja. Akhirnya ya kalau fuel pump bermasalah kami harus ganti,” tandas Teguh.
Berbeda dengan perusahaan taksi itu, beberapa pemilik mobil Suzuki Karimun yang tergabung di KCI melakukan terbosan. “Banyak diantara teman-teman yang mengakali fuel pump mobil mereka agar tak jebol lagi. Selain itu, mereka juga banyak yang beralih ke SPBU Shell, Total, atau Petronas. Meskipun belum ada kesimpulan apakah faktor bahan bakar, tetapi ini antisipasi saja,” papar Pujiyono.
Lantas bagaimana dengan tindakan ATPM? “Kami saat ini juga masih menunggu hasil uji lembaga independen yang kami minta untuk melakukan uji terhadap fuel pump Suzuki,” kata Endro Nugroho, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales, ATPM Suzuki di Indonesia.
Dia mengakui hingga saat ini laporan kerusakkan yang masuk ke PT SIS juga masih terus mengalir. “Karena kami juga minta dealer atau bengkel resmi Suzuki untuk ikut memantau,” ujar Endro.
Namun, Endro menegaskan dirinya yakin secara teknis fuel pump Suzuki tidak bermasalah. Terlebih, kata dia, kerusakkan fuel pump tidak hanya dialami oleh para pemilik mobil Suzuki saja, tetapi juga merek lain.
“Melihat masalah ini harus dilihat dua kemungkinan, apakah karena fuel pump sudah aus, atau baru tetapi benar-benar rusak. Tetapi untuk penyebabnya, sampai saat ini kami tidak mau berspekulasi. Kita tunggu saja hasil final,” aku dia.
Kemungkinan kerusakkan faktor usia pakai fuel pump yang diajukan oleh Endro dibantah Pujiyono dan Teguh. Menurut mereka, sebagian besar fuel pump mobil yang mengalami kerusakkan itu masih baru.
“Bahkan beberapa anggota KCI telah mengganti tiga hingga empat kali fuel pump, hasilnya masih rusak,” imbuh Pujiyono.
“Hingga saat ini, kalau ditotal secara kumulatif mencapai 42 mobil yang mengalami kerusakan fuel pump. Data yang kami himpun masih menunjukkan kerusakan itu masih ada,” tutur Pujiyono Wahyuadi, Ketua Umum Karimun Club Indonesia (KCI), kepada Tempo di Jakarta, Selasa (18/8) malam.
Hal serupa juga diungkapkan Teguh Wijayanto, Kepala Hubungan Masyarakat PT Blue Bird Group. Menurut dia, sejak Juni hingga 13 Agustus lalu jumlah mobil yang mengalami kerusakkan di peranti itu mencapai 2.161 unit.
“Rata-rata 40 unit armada taksi kami yang mengalami kerusakkan fuel pump,” tutur Teguh kepada Tempo.
Jumlah kerugian yang diderita perusahaan, kata Teguh, mencapai sekitar Rp 3 miliar. Namun taksiran jumlah itu tidak menghitung penggantian fuel pump di mobil yang masih dalam masa garansi. “Penghitungan itu dengan menggunakan asumsi harga fuel pump Rp 2 juta per unit,” terang dia.
Namun kerugian yang jauh lebih besar, sambung Teguh, adalah kerugian non material yang harus ditanggung oleh Blue Bird. Pasalnya, beberapa armada yang mengalami kerusakkan saat mengangkut penumpang.
“Ini menyangkut pelayanan dan reputasi kami. Kalau ternyata mobil mogok dan penumpang terlantar , kredibilitas kami di mata pelanggan juga turun,” aku dia.
Menyikapi persoalan ini, perusahaan taksi terbesar di tanah air itu hanya pasrah. Pasalnya, beberapa keluhan telah dilayangkan ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), namun pihak ATPM juga menyatakan fuel pump mobil yang dipasarkan tidak bermasalah.
“Terlebih yang mengalami masalah ini bukan hanya satu merek atau satu ATPM saja. Akhirnya ya kalau fuel pump bermasalah kami harus ganti,” tandas Teguh.
Berbeda dengan perusahaan taksi itu, beberapa pemilik mobil Suzuki Karimun yang tergabung di KCI melakukan terbosan. “Banyak diantara teman-teman yang mengakali fuel pump mobil mereka agar tak jebol lagi. Selain itu, mereka juga banyak yang beralih ke SPBU Shell, Total, atau Petronas. Meskipun belum ada kesimpulan apakah faktor bahan bakar, tetapi ini antisipasi saja,” papar Pujiyono.
Lantas bagaimana dengan tindakan ATPM? “Kami saat ini juga masih menunggu hasil uji lembaga independen yang kami minta untuk melakukan uji terhadap fuel pump Suzuki,” kata Endro Nugroho, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales, ATPM Suzuki di Indonesia.
Dia mengakui hingga saat ini laporan kerusakkan yang masuk ke PT SIS juga masih terus mengalir. “Karena kami juga minta dealer atau bengkel resmi Suzuki untuk ikut memantau,” ujar Endro.
Namun, Endro menegaskan dirinya yakin secara teknis fuel pump Suzuki tidak bermasalah. Terlebih, kata dia, kerusakkan fuel pump tidak hanya dialami oleh para pemilik mobil Suzuki saja, tetapi juga merek lain.
“Melihat masalah ini harus dilihat dua kemungkinan, apakah karena fuel pump sudah aus, atau baru tetapi benar-benar rusak. Tetapi untuk penyebabnya, sampai saat ini kami tidak mau berspekulasi. Kita tunggu saja hasil final,” aku dia.
Kemungkinan kerusakkan faktor usia pakai fuel pump yang diajukan oleh Endro dibantah Pujiyono dan Teguh. Menurut mereka, sebagian besar fuel pump mobil yang mengalami kerusakkan itu masih baru.
“Bahkan beberapa anggota KCI telah mengganti tiga hingga empat kali fuel pump, hasilnya masih rusak,” imbuh Pujiyono.
0 komentar:
Posting Komentar