Mengurai Penyebab Pompa Bensin Rusak
KOMPAS.com — Mungkinkah pompa bensin rusak secara massal? Mengapa hanya dialami pada mobil yang menggunakan premium dan tidak pada pertamax atau produk merek lain dengan oktan lebih tinggi?
Kerusakan pompa tidak ada hubungannya dengan nilai oktan. Nilai oktan dirancang untuk mencegah terjadinya detonasi atau pembakaran lebih awal di dalam mesin!
Kotor
Pompa bensin yang mengalami kerusakan adalah tipe listrik yang direndam dalam tangki bensin. Tugas pompa hanya menyedot bensin di tangki lantas mengirimkannya ke rel bahan bakar di mesin untuk seterusnya disemprotkan ke lubang isap (intake port).
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com dari beberapa narasumber ATPM yang mengalami kasus yang sama, pompa rusak antara lain karena brush berkarat dan kotor, arus kerja pompa tiba-tiba mati, dan bearing (bantalan) gerakannya seret.
Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), yang memasarkan mobil Honda, mengatakan, pompa kadang-kadang hidup dan mati. Secara spesifik juga dijelaskan, arus listrik yang sampai ke pompa rendah.
Sementara itu, Achmad Syaufi, Head Service Technical Astra Daihatsu Motor, menginformasikan, bearing pompa kotor sehingga putarannya tidak lancar. Karena itulah, penggantian pompa belum bisa memastikan masalah yang mereka hadapi.
Berbagai opini umum pun muncul! Misalnya, ada yang menduga bahwa pengemudi menambahkan aditif ke tangki? Apa benar? Lantas, ada pula yang beranggapan bahwa para sopir membiarkan jumlah bensinnya tipis dan baru mengisinya setelah hampir habis!
Kita tidak menepis semua dugaan tersebut! Namun, dari hasil temuan atau kesimpulan kerusakan pompa yang dialami ATPM, sebagai indikasi umum, premium yang digunakan kotor.
Bensin yang merendam pompa meninggalkan endapan pada brush atau bearing pompa, juga bisa pada bagian lain. Akibatnya, pada bagian sensitif, kendati ukuran kotoran kecil, mengakibatkan kerja pompa tidak normal atau mati total.
Temuan KPBB
Dugaan premium kotor atau tercemar juga disimpulkan oleh Komite Pembebasan Bensin Bertimbal (KPBB) sepuluh hari lalu yang mengatakan bahwa ada benda asing di dalam BBM ini!
Disebutkan, ada benda yang memengaruhi sifat hantar listrik atau conductivity pada bensin. "Kotoran bensin yang mengandung logam akan meningkatkan daya hantar listriknya. Naiknya daya hantar menyebabkan pompa bahan bakar korslet," simpul Ahmad Safrudin, Ketua KPBB, kepda wartawan.
Dirinci lagi, benda asing tersebut bisa saja berupa zat yang sengaja ditambahkan, atau bahan bersifat mencemarkan (contaminant) karena buruknya housekeeping (bisa di vessel, backloading terminal, land transportation tank, depo, tangki SPBU).
Dijelaskan, di Balongan mutu premium baik, tetapi selama mengalir di pipa kemungkinan terkontaminasi oleh rontokan lapisan pipa atau tangki yang jarang dikontrol. Juga ada kemungkinan terjadi pencemaran pada kontrol tangki berupa lapisan seng atau zink coating saat melapis ulang tangki yang dilakukan rutin enam bulan sekali.
"Kalau tidak dilapisi, karat pada permukaan tangki akan rontok dan bercampur dengan bensin di tangki. Kotoran akan bertambah jika tangki dibersihkan. Unsur seng dalam bensin akan semakin banyak," beber Ahmad Safrudin.
SPBU
Tak kalah menarik adalah surat yang dikirimkan Andreas Pratisto, pengamat pemasaran minyak dalam negeri—mantan karyawan Pertamina yang menangani masalah bahan bakar—kepada Kompas.com.
Dalam suratnya, Andreas mengatakan, "Pernahkah berasumsi betapa kotornya tangki SPBU karena tidak adanya penurasan dan pengecekan kotoran pada setiap periode tertentu? Berapa lama periodisasi tangki timbun SPBU harus dibersihkan dari kotoran dan air?"
Dijelaskan pula, saat stok BBM di tangki timbun sedikit di atas pumpable stock (stok yang dapat dipompa), SPBU tetap melayani konsumen (karena keterbatasan jumlah tangki timbun). Akibatnya, premium yang diterima konsumen dalam kondisi kotor.
Premium yang diterima konsumen akan lebih kotor lagi saat stok BBM pada posisi sedikit di atas pumpable stock. Kemungkinan lain, saat pengisian dari mobil tangki (losing) ke tangki timbun, dipastikan terjadi turbulensi bensin di dalam tangki SPBU. Kotoran akan bercampur dengan premium. Di lain hal, pada saat tersebut SPBU tetap melayani konsumen.
Ditambahkan oleh Andreas, "Apakah dilakukan penghentian layanan sementara ke konsumen saat tangki timbun sedang diisi? Adakah prosedur settling time (waktu pengendapan) setelah tangki timbun diisi? Kalaupun ada, apakah dilaksanakan? Adakah prosedur periodisasi penurasan air harus dilaksanakan?"
Dari penelusuran Andreas di SPBU Pertamina di Jakarta, belum satu pun yang melaksanakannya. Karena itu pula, ia mengusulkan, pada problem pompa bensin rusak ini, Pertamina jangan hanya menganalisis pada spesifikasi BBM.
"Lihatlah sisi lain yang dapat menjadi faktor kegagalan memasarkan BBM di dalam negeri, yaitu fasilitas distribusi dan prosedur handling," bebernya.
Karena itu, ia mengusulkan agar Pertamina memperbaiki pengetahuan petroleum product. Ditambahkan, "Bagaimana bisa menjual dengan bijak kalau para pembuat keputusan di Pertamina belum bisa menjelaskan sumber masalah secara logika faktual? Analisis ini tidak hanya untuk premium, juga seluruh produk dan jalur distribusi bahan bakar minyak Pertamina," jelasnya.
Sebagai mantan karyawan Pertamina, ia hanya berharap janganlah masalah ini dimanfaatkan oleh perusahaan perminyakan asing yang semakin berjaya di jalur pemasaran minyak dan gas di negeri tercinta ini. Bahkan, beberapa menit sebelum artikel ini di-upload, Andreas menerima laporan, tiga mobil mogok karena pompa bahan bakar.
Ya, sangat disayangkan! Padahal, menurut beberapa produsen mobil mewah dari Jerman kepada Kompas.com, dari spesifikasi, produk Pertamina lebih baik dari BBM produk asing dijual di negeri.
Kerusakan pompa tidak ada hubungannya dengan nilai oktan. Nilai oktan dirancang untuk mencegah terjadinya detonasi atau pembakaran lebih awal di dalam mesin!
Kotor
Pompa bensin yang mengalami kerusakan adalah tipe listrik yang direndam dalam tangki bensin. Tugas pompa hanya menyedot bensin di tangki lantas mengirimkannya ke rel bahan bakar di mesin untuk seterusnya disemprotkan ke lubang isap (intake port).
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com dari beberapa narasumber ATPM yang mengalami kasus yang sama, pompa rusak antara lain karena brush berkarat dan kotor, arus kerja pompa tiba-tiba mati, dan bearing (bantalan) gerakannya seret.
Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), yang memasarkan mobil Honda, mengatakan, pompa kadang-kadang hidup dan mati. Secara spesifik juga dijelaskan, arus listrik yang sampai ke pompa rendah.
Sementara itu, Achmad Syaufi, Head Service Technical Astra Daihatsu Motor, menginformasikan, bearing pompa kotor sehingga putarannya tidak lancar. Karena itulah, penggantian pompa belum bisa memastikan masalah yang mereka hadapi.
Berbagai opini umum pun muncul! Misalnya, ada yang menduga bahwa pengemudi menambahkan aditif ke tangki? Apa benar? Lantas, ada pula yang beranggapan bahwa para sopir membiarkan jumlah bensinnya tipis dan baru mengisinya setelah hampir habis!
Kita tidak menepis semua dugaan tersebut! Namun, dari hasil temuan atau kesimpulan kerusakan pompa yang dialami ATPM, sebagai indikasi umum, premium yang digunakan kotor.
Bensin yang merendam pompa meninggalkan endapan pada brush atau bearing pompa, juga bisa pada bagian lain. Akibatnya, pada bagian sensitif, kendati ukuran kotoran kecil, mengakibatkan kerja pompa tidak normal atau mati total.
Temuan KPBB
Dugaan premium kotor atau tercemar juga disimpulkan oleh Komite Pembebasan Bensin Bertimbal (KPBB) sepuluh hari lalu yang mengatakan bahwa ada benda asing di dalam BBM ini!
Disebutkan, ada benda yang memengaruhi sifat hantar listrik atau conductivity pada bensin. "Kotoran bensin yang mengandung logam akan meningkatkan daya hantar listriknya. Naiknya daya hantar menyebabkan pompa bahan bakar korslet," simpul Ahmad Safrudin, Ketua KPBB, kepda wartawan.
Dirinci lagi, benda asing tersebut bisa saja berupa zat yang sengaja ditambahkan, atau bahan bersifat mencemarkan (contaminant) karena buruknya housekeeping (bisa di vessel, backloading terminal, land transportation tank, depo, tangki SPBU).
Dijelaskan, di Balongan mutu premium baik, tetapi selama mengalir di pipa kemungkinan terkontaminasi oleh rontokan lapisan pipa atau tangki yang jarang dikontrol. Juga ada kemungkinan terjadi pencemaran pada kontrol tangki berupa lapisan seng atau zink coating saat melapis ulang tangki yang dilakukan rutin enam bulan sekali.
"Kalau tidak dilapisi, karat pada permukaan tangki akan rontok dan bercampur dengan bensin di tangki. Kotoran akan bertambah jika tangki dibersihkan. Unsur seng dalam bensin akan semakin banyak," beber Ahmad Safrudin.
SPBU
Tak kalah menarik adalah surat yang dikirimkan Andreas Pratisto, pengamat pemasaran minyak dalam negeri—mantan karyawan Pertamina yang menangani masalah bahan bakar—kepada Kompas.com.
Dalam suratnya, Andreas mengatakan, "Pernahkah berasumsi betapa kotornya tangki SPBU karena tidak adanya penurasan dan pengecekan kotoran pada setiap periode tertentu? Berapa lama periodisasi tangki timbun SPBU harus dibersihkan dari kotoran dan air?"
Dijelaskan pula, saat stok BBM di tangki timbun sedikit di atas pumpable stock (stok yang dapat dipompa), SPBU tetap melayani konsumen (karena keterbatasan jumlah tangki timbun). Akibatnya, premium yang diterima konsumen dalam kondisi kotor.
Premium yang diterima konsumen akan lebih kotor lagi saat stok BBM pada posisi sedikit di atas pumpable stock. Kemungkinan lain, saat pengisian dari mobil tangki (losing) ke tangki timbun, dipastikan terjadi turbulensi bensin di dalam tangki SPBU. Kotoran akan bercampur dengan premium. Di lain hal, pada saat tersebut SPBU tetap melayani konsumen.
Ditambahkan oleh Andreas, "Apakah dilakukan penghentian layanan sementara ke konsumen saat tangki timbun sedang diisi? Adakah prosedur settling time (waktu pengendapan) setelah tangki timbun diisi? Kalaupun ada, apakah dilaksanakan? Adakah prosedur periodisasi penurasan air harus dilaksanakan?"
Dari penelusuran Andreas di SPBU Pertamina di Jakarta, belum satu pun yang melaksanakannya. Karena itu pula, ia mengusulkan, pada problem pompa bensin rusak ini, Pertamina jangan hanya menganalisis pada spesifikasi BBM.
"Lihatlah sisi lain yang dapat menjadi faktor kegagalan memasarkan BBM di dalam negeri, yaitu fasilitas distribusi dan prosedur handling," bebernya.
Karena itu, ia mengusulkan agar Pertamina memperbaiki pengetahuan petroleum product. Ditambahkan, "Bagaimana bisa menjual dengan bijak kalau para pembuat keputusan di Pertamina belum bisa menjelaskan sumber masalah secara logika faktual? Analisis ini tidak hanya untuk premium, juga seluruh produk dan jalur distribusi bahan bakar minyak Pertamina," jelasnya.
Sebagai mantan karyawan Pertamina, ia hanya berharap janganlah masalah ini dimanfaatkan oleh perusahaan perminyakan asing yang semakin berjaya di jalur pemasaran minyak dan gas di negeri tercinta ini. Bahkan, beberapa menit sebelum artikel ini di-upload, Andreas menerima laporan, tiga mobil mogok karena pompa bahan bakar.
Ya, sangat disayangkan! Padahal, menurut beberapa produsen mobil mewah dari Jerman kepada Kompas.com, dari spesifikasi, produk Pertamina lebih baik dari BBM produk asing dijual di negeri.
0 komentar:
Posting Komentar