VIVAnews- Suku bunga kredit kendaraan yang sangat menarik bisa membuat Anda terlena membeli kendaraan. Apalagi program diskon uang muka digeber oleh sejumlah perusahaan pembiayaan. Kalau tidak berfikir panjang, bisa jadi Anda langsung memboyong mobil tersebut, lalu terjebak dalam kesulitan keuangan.
Hampir semua konsultan perencana keuangan seperti Safir Senduk dan Ahmad Ghozali mengingatkan agar konsumen menghitung cermat pendapatan dan pengeluaran sebelum memutuskan membeli kendaraan.
"Meski bunga kendaraan cenderung flat, Anda harus memperhitungkan cicilan-cicilan lain yang fluktuatif," kata Ghozali saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu 13 Oktober 2010.
Cicilan yang fluktuatif seperti kredit kepemilikan rumah (KPR). Memang, saat ini suku bunga tengah rendah, jadi cicilan bulanan Anda lebih ringan. Namun saat suku bunga tinggi, Anda harus menambah anggaran. "Yang seperti ini Anda harus diantisipasi."
Ghozali memberi tips agar cicilan tidak berat, yaitu Anda harus disiplin mengalokasikan maksimal cicilan sepertiga dari pendapatan. Jadi jika pendapatan suami plus istri dalam sebulan Rp30 juta, maksimal cicilan Anda Rp10 juta. Itu sudah termasuk cicilan mobil, rumah, dan yang lain.
Mengapa harus sepertiga? "Hidup ini punya kebutuhan yang tak terduga. Harus ada alokasi untuk itu," katanya. Kalau melebihi sepertiga, perekonomian Anda sangat sensitif. Saat ada kebutuhan mendadak, harga barang naik, dan suku bunga tinggi (bagi yang punya KPR), perekonomian Anda akan mudah terpengaruh. "Tentu Anda tidak ingin kan?" katanya.
Ghozali memberi catatan, boleh saja cicilan sampai 50 persen pendapatan, asal Anda memiliki tabungan yang cukup. Sehingga perekonomian Anda tetap stabil meski ada kebutuhan besar yang sifatnya mendadak.
• VIVAnews
"Meski bunga kendaraan cenderung flat, Anda harus memperhitungkan cicilan-cicilan lain yang fluktuatif," kata Ghozali saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu 13 Oktober 2010.
Cicilan yang fluktuatif seperti kredit kepemilikan rumah (KPR). Memang, saat ini suku bunga tengah rendah, jadi cicilan bulanan Anda lebih ringan. Namun saat suku bunga tinggi, Anda harus menambah anggaran. "Yang seperti ini Anda harus diantisipasi."
Ghozali memberi tips agar cicilan tidak berat, yaitu Anda harus disiplin mengalokasikan maksimal cicilan sepertiga dari pendapatan. Jadi jika pendapatan suami plus istri dalam sebulan Rp30 juta, maksimal cicilan Anda Rp10 juta. Itu sudah termasuk cicilan mobil, rumah, dan yang lain.
Mengapa harus sepertiga? "Hidup ini punya kebutuhan yang tak terduga. Harus ada alokasi untuk itu," katanya. Kalau melebihi sepertiga, perekonomian Anda sangat sensitif. Saat ada kebutuhan mendadak, harga barang naik, dan suku bunga tinggi (bagi yang punya KPR), perekonomian Anda akan mudah terpengaruh. "Tentu Anda tidak ingin kan?" katanya.
Ghozali memberi catatan, boleh saja cicilan sampai 50 persen pendapatan, asal Anda memiliki tabungan yang cukup. Sehingga perekonomian Anda tetap stabil meski ada kebutuhan besar yang sifatnya mendadak.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar