Misteri Kerusakan Fuel Pump Terungkap Awal Agustus
Jakarta - Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) memastikan proses pengujian laboratorium oleh Lemigas terhadap beberapa sampel BBM di SPBU dan tanki BBM di beberapa taksi akan keluar hasilnya pada awal Agustus 2010.
"Untuk mengetahui uraian itu kita butuh satu minggu di Lemigas. Lemigas menjanjikan satu minggu," kata Kepala BP Migas Tubagus Haryono di sela-sela uji petik di kawasan Tanjung Barat, Jakarta, Jumat (30/7/2010).
Tubagus menjelaskan sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apa-apa dari fenomena kerusakan fuel pump secara massal khususnya dialami oleh armada taksi.
Namun pihaknya bertugas memastikan apakah BBM (premium) yang didistribusikan sesuai dengan ketentuan pemerintah minimal oktan number (ron) 88 dan memastikan apakah ada kontaminasi atau tidak terhadap BBM Pertamina.
"Kalau terbukti (tak sesuai) maka tidak sesuia dengan PSO yang ditugasi. Kalau menyalahi tentu ada taksi," katanya.
Sayangnya Tubagus tidak merinci sanksi apa yang bisa diberikan oleh pemerintah jika oktan atau ron yang didistrubusikan oleh Pertamina dibawah ketentuan. Namun ia akan melakukan pembicaraan dengan dirjen migas kementerian ESDM jika hal ini terbukti.
"Setelah seminggu hasilnya bisa diketahui, kita akan koordinasi dengan Ditjen Migas, membahas dengan Pertamina, kita undang ATPM, dan pengelola taksi dan juga kepolisian," jelasnya.
Hasil uji petik hari ini di lokasi taksi Putra Tanjung Barat Jakarta Selatan justru temuan batas oktan masih diatas batas minimal. Tercatat RONya mencapai 90,3 dari sampel yang diambil dari beberapa taksi putra. Hal yang sama pun terjadi di lokasi Taksi Gamya kemarin ron terburuk masih 88,1.
"Jadi RON-nya masih on spek, fakta di lapangan. Jadi masyarakat tak perlu khawatir," jelasnya.
Sementara itu Syifa warga Pasar Rebo pengendara mobil Jazz tahun 2010 yang ditemui detikFinance di SPBU 34-12505 Pertamina mengaku masih menggunakan premium dan tak terjadi apa-apa dengan mobilnya meski produk keluaran baru.
"Selama ini nggak ada apa-apa pakai premium, tapi memang tarikan kurang, dan seher berkerak," katanya.
Sama halnya dengan Winata, warga Jaksel ini masih menggunakan Premium untuk mobil Atoz-nya, namun hingga kini belum terjadi apa-apa dengan fuel pumpnya.
"Montir saya bilang, supaya rajin mengganti filter," jelasnya.
Jakarta - Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) memastikan proses pengujian laboratorium oleh Lemigas terhadap beberapa sampel BBM di SPBU dan tanki BBM di beberapa taksi akan keluar hasilnya pada awal Agustus 2010.
"Untuk mengetahui uraian itu kita butuh satu minggu di Lemigas. Lemigas menjanjikan satu minggu," kata Kepala BP Migas Tubagus Haryono di sela-sela uji petik di kawasan Tanjung Barat, Jakarta, Jumat (30/7/2010).
Tubagus menjelaskan sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apa-apa dari fenomena kerusakan fuel pump secara massal khususnya dialami oleh armada taksi.
Namun pihaknya bertugas memastikan apakah BBM (premium) yang didistribusikan sesuai dengan ketentuan pemerintah minimal oktan number (ron) 88 dan memastikan apakah ada kontaminasi atau tidak terhadap BBM Pertamina.
"Kalau terbukti (tak sesuai) maka tidak sesuia dengan PSO yang ditugasi. Kalau menyalahi tentu ada taksi," katanya.
Sayangnya Tubagus tidak merinci sanksi apa yang bisa diberikan oleh pemerintah jika oktan atau ron yang didistrubusikan oleh Pertamina dibawah ketentuan. Namun ia akan melakukan pembicaraan dengan dirjen migas kementerian ESDM jika hal ini terbukti.
"Setelah seminggu hasilnya bisa diketahui, kita akan koordinasi dengan Ditjen Migas, membahas dengan Pertamina, kita undang ATPM, dan pengelola taksi dan juga kepolisian," jelasnya.
Hasil uji petik hari ini di lokasi taksi Putra Tanjung Barat Jakarta Selatan justru temuan batas oktan masih diatas batas minimal. Tercatat RONya mencapai 90,3 dari sampel yang diambil dari beberapa taksi putra. Hal yang sama pun terjadi di lokasi Taksi Gamya kemarin ron terburuk masih 88,1.
"Jadi RON-nya masih on spek, fakta di lapangan. Jadi masyarakat tak perlu khawatir," jelasnya.
Sementara itu Syifa warga Pasar Rebo pengendara mobil Jazz tahun 2010 yang ditemui detikFinance di SPBU 34-12505 Pertamina mengaku masih menggunakan premium dan tak terjadi apa-apa dengan mobilnya meski produk keluaran baru.
"Selama ini nggak ada apa-apa pakai premium, tapi memang tarikan kurang, dan seher berkerak," katanya.
Sama halnya dengan Winata, warga Jaksel ini masih menggunakan Premium untuk mobil Atoz-nya, namun hingga kini belum terjadi apa-apa dengan fuel pumpnya.
"Montir saya bilang, supaya rajin mengganti filter," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar